Skenario JETP, Target Energi Terbarukan Naik Jadi 44% pada 2030

Tia Dwitiani Komalasari
2 November 2023, 13:15
Foto udara pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kerinci Merangin Hidro di Kawasan Adat Muara Langkap dan Rencong Telang, Batang Merangin, Kerinci, Jambi, Senin (27/2/2023). Masyarakat adat Muara Langkap menuntut pembangunan PLTA di kawasan ada
ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/tom.
Foto udara pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kerinci Merangin Hidro di Kawasan Adat Muara Langkap dan Rencong Telang, Batang Merangin, Kerinci, Jambi, Senin (27/2/2023). Masyarakat adat Muara Langkap menuntut pembangunan PLTA di kawasan adat mereka dilakukan secara transparan dan memperhatikan dampak lingkungan.

Pemerintah mempublikasikan draft dokumen perencanaan dan kebijakan investasi komprehensif (Comprehensive Investment and Policy Plan, CIPP) dalam kerja sama transisi yang adil (Just Energy Transition Partnership, JETP) untuk konsultasi publik pada Rabu (1/11/2023). 

Institute for Essential Services Reform (IESR) mencatat perubahan yang patut diapresiasi dalam dokumen CIPP tersebut, khususnya  peningkatan signifikan target bauran energi terbarukan sekitar 44% di tahun 2030.

"Target tersebut lebih tinggi dibandingkan joint statement JETP pada tahun lalu sebesar 34%," kata Deon Arinaldo, Manajer Program Transformasi Energi IESR melalui keterangan pers, Kamis (2/11).

Dalam skenario JETP sekarang, penurunan emisi didapatkan dengan penurunan utilisasi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batubara. Dengan demikian, pencapaian target baru 44% bauran energi terbarukan pada 2030 dapat tercapai  apabila  adanya peningkatan fleksibilitas operasi PLTU batubara PLN, tinjauan kontrak PLTU batubara swasta, serta dukungan regulasi untuk percepatan pengembangan energi terbarukan di Indonesia.

 Adapun rencana pembangunan energi terbarukan memberikan  porsi besar pada Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) karena menyesuaikan prioritas PLN. Menurut Deon, hal itu memiliki risiko mengingat masa pengembangan  proyek PLTP yang mencapai 8 hingga 12 tahun, dan PLTA yang bisa mencapai 6-10 tahun.

Tidak Menyertakan PLTU Industri

Namun, dia mengatakan,  CIPP ini memuat penetapan pencapaian target nir emisi karbon (net zero emissions, NZE) di sektor ketenagalistrikan pada 2050. Hal ini belum selaras dengan Persetujuan Paris yang mendorong pengakhiran penggunaan pembangkit fosil pada 2040.

Tidak hanya itu, menurut Deon, target penurunan emisi hanya difokuskan pada emisi pembangkit listrik pada jaringan PLN. Artinya, skenario JETP tidak membahas penurunan emisi karbon secara menyeluruh, yang mencapai 250 juta ton karbon dioksida ekuivalen di tahun 2030.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...